Bagaimana Lingkungan Tempat Kerja Mempengaruhi Produktivitas Karyawan . Lingkungan Tempat Kerja Mempengaruhi Produktivitas Karyawan. Ini adalah pertanyaan dasar yang harus dijawab oleh setiap manajer atau pemilik bisnis: “Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu karyawan saya menjadi lebih produktif?” Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut mungkin sudah terjawab saat karyawan Anda pertama kali menginjakkan kaki di ruang kerja mereka. Faktor-faktor seperti suhu, pencahayaan, dan kebisingan dapat berdampak drastis pada suasana hati karyawan Anda dan bahkan kesehatan secara keseluruhan, dan bahkan desain kantor Anda dapat mempermudah atau mempersulit pekerjaan. Dengan mengendalikan faktor-faktor ini, sebuah bisnis dapat meningkatkan produktivitasnya secara nyata sambil mempromosikan tenaga kerja yang sehat dan berinsentif.

Baca : Bagaimana sih ciri Lingkungan Kerja yang Sehat?

Bagaimana Ruang Kerja Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Tampaknya tidak perlu dipikirkan lagi bahwa orang tidak suka bekerja di ruang yang bising, sempit, remang-remang, terlalu panas atau terlalu dingin. Ada banyak statistik untuk mengilustrasikan seberapa besar perhatian terhadap faktor-faktor ini yang mempengaruhi kinerja karyawan. Sebuah survei oleh pengecer ruang kantor Staples menemukan bahwa 80% pekerja menganggap pencahayaan sebagai aspek yang sangat penting di tempat kerja mereka, sementara 40% lainnya berurusan dengan pencahayaan yang tidak memadai di tempat kerja. Demikian pula, 50% responden survei Inggris menemukan kantor terlalu panas di musim panas dan terlalu dingin di musim dingin.

Baca : Tips Desain Ruang Kerja Yang Dijamin Bantu Hilangkan Stress di Kantor

Masalah seperti pencahayaan yang buruk ditemukan menyebabkan gangguan membaca dan kesalahan administrasi, serta penyakit fisik seperti sakit kepala dan kelelahan mata. Iklim yang tidak nyaman, entah terlalu panas atau terlalu dingin, dikaitkan dengan kelesuan, lekas marah, dan kurangnya fokus atau motivasi. Kebisingan, khususnya, telah terbukti menjadi gangguan utama di lingkungan kantor. Namun, beberapa pekerja telah menunjukkan bahwa mereka tidak menyukai kebisingan yang berlebihan dan keheningan total dalam ukuran yang sama, menjadikannya faktor penting namun sulit untuk dipantau. Semua kondisi tempat kerja ini dapat bertambah dan menyebabkan penurunan produktivitas yang serius—kadang-kadang hingga 85%.

Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan di Tempat Kerja

Tata letak fisik kantor atau ruang kerja dapat meringankan atau memperburuk faktor-faktor penguras produktivitas ini, dan upaya telah dilakukan di masa lalu untuk memperbaiki kondisi tempat kerja dengan mendesain ulang seluruh ruang kantor.

Tata letak “pertanian bilik” asli dari abad yang lalu berusaha untuk meningkatkan produktivitas dengan memisahkan karyawan ke dalam ruang kerja individu untuk mengurangi gangguan seperti percakapan panjang atau kebisingan latar belakang. Namun, masalah seperti isolasi dari kontak tatap muka, pencahayaan dan aliran udara yang terhambat, serta berkurangnya pengawasan merupakan kelemahan lama dari desain ini.

Baca juga Adanya Fasilitas Berupa Teknologi Membuat Karyawan Lebih Betah Bekerja Di Kantor

Pada pertengahan tahun 2000-an, banyak perusahaan mulai mengadopsi denah lantai terbuka sebagai cara untuk membuat tempat kerja mereka tampak lebih menarik sekaligus meningkatkan akuntabilitas karyawan. Namun, kewajiban dari rencana ini telah dicatat baru-baru ini, termasuk studi Harvard yang menemukan rencana lantai terbuka mengurangi kolaborasi tatap muka sebesar 70% dan sebenarnya menyebabkan lebih banyak gangguan di tempat kerja.

Praktik terbaik saat ini untuk ruang kerja ada di tengah-tengah: denah lantai hibrid yang memungkinkan kolaborasi terbuka dan konsentrasi individu saat dibutuhkan. Faktanya, telah dilaporkan bahwa 85 persen profesional kantor percaya bahwa desain tempat kerja yang fleksibel itu penting dan 83 persen mengatakan bahwa mereka memiliki ide terbaik saat bekerja di pilihan ruang yang fleksibel. Namun, menemukan keseimbangan antara ruang yang mendorong kolaborasi, ruang yang memungkinkan privasi, dan ruang yang nyaman secara fisik pada saat yang sama bisa menjadi tantangan nyata.